Sabtu, 17 Mei 2025
Rabu, 14 Mei 2025
Senin, 12 Mei 2025
MASJID JAMIK BENGKULU
Catatan 2 Januari 2025
D |
I kota Bengkulu ada sebuah Masjid yang memiliki nilai sejarah dan saat ini sudah ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Masjid itu adalah Masjid Jamik Bengkulu. Mesjid Jamik Bengkulu berada di Jalan Jenderal Suprapto, Kelurahan Penggantungan, Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.
Sejarah Masjid ini terkait dengan Bung Karno, tokoh proklamator kemerdekaan Republik Indonesia yang diasingkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1938. Masjid ini memiliki corak arsitektur Jawa dan Sumatra. Atap masjid bertumpuk dan bertingkat tiga, yang melambangkan iman, Islam, dan Ihsan. Selain itu, atap masjid tersusun dengan aksen tekukan dan memiliki hiasan berupa kemuncak. Konon katanya Bung Karno lah yang mengarsiteki Masjid Jamik ini. Oleh karena itu, Masjid Jamik Bengkulu juga terkenal dengan julukan 'Masjid Bung Karno'.
Suasana di Masjid Jamik ini sangat teduh dan sejuk meskipun berada dipertigaan jalan raya. Dulu ketika saya masih tinggal di Bengkulu Utara sekitar tahun 90 an sampai 2000 an mesjid ini seringkali menjadi tempat tujuan apabila ada urusan di kota Bengkulu. Entah itu untuk sekedar menumpang istirahat dan menikmati suasana sejuk dan teduh ataupun untuk melaksanakan sholat. Kini setelah saya tidak lagi tinggal di Bengkulu, terhitung ada satu kali singgah sesaat pada tengah malam sekitar jam 11 an namun kapan waktunya tahun berapa sudah lupa, dan terakhir pada tanggal 2 Januari 2025 sempat lewat dan sayang tidak sempat singgah karena waktu yang tidak memungkinkan. Saat itu saya hanya sempat mengabadikan gambar masjid Jamik dalam kondisi terkini, dan ternyata semakin cantik saja. Subhanalloh.
Selasa, 29 Juni 2021
Selasa, 20 April 2021
MESJID ASH - SHOHIH
Entah sudah berapa kali saya mampir di masjid ini. Yang jelas hampir setiap kali sehabis terapi anak saya, saya selalu mampir di masjid ini. Seminggu sekali biasanya saya membawa anak saya untuk terapi melalui urut di daerah Citeureup. selepas itu saya mampir di masjid ini untuk sekedar istirahat dan menunaikan shalat Dzuhur. Sebelum adanya pandemi covid-19, biasanya terapi dilakukan setiap hari sabtu, tetapi sempat terhenti kurang lebih satu tahun karena pandemi covid-19. dan kurang lebih sudah dua bulan terakhir terapi kembali dilakukan, dan kali ini dilakukan setiap hari Rabu. Memasuki bulan puasa sempat terpikir untuk menghentikan terapi untuk sementara waktu, mengingat perjalanan dari rumah ke tempat terapi yang lumayan jauh khawatir akan menggangu kenyamanan ibadah puasa. Namun kemudian pikiran itu berubah. Saya dan istri sepakat terapi harus tetap dilaksanakan akan tetapi tidak lagi seminggu sekali, melainkan menjadi 2 minggu sekali.