Selasa, 20 April 2021

MESJID ASH - SHOHIH

       Entah sudah berapa kali saya mampir di masjid ini. Yang jelas hampir setiap kali sehabis terapi anak saya, saya selalu mampir di masjid ini. Seminggu sekali biasanya saya membawa anak saya untuk terapi melalui urut di daerah Citeureup. selepas itu saya mampir di masjid ini untuk sekedar istirahat dan menunaikan shalat Dzuhur. Sebelum adanya pandemi covid-19, biasanya terapi dilakukan setiap hari sabtu, tetapi sempat terhenti kurang lebih satu tahun karena pandemi covid-19. dan kurang lebih sudah dua bulan terakhir terapi kembali dilakukan, dan kali ini dilakukan setiap hari Rabu. Memasuki bulan puasa sempat terpikir untuk menghentikan terapi untuk sementara waktu, mengingat perjalanan dari rumah ke tempat terapi yang lumayan jauh khawatir akan menggangu kenyamanan ibadah puasa. Namun kemudian pikiran itu berubah. Saya dan istri sepakat terapi harus tetap dilaksanakan akan tetapi tidak lagi seminggu sekali, melainkan menjadi 2 minggu sekali.

Hari minggu kemarin, tanggal 18 April 2021 adalah terapi pertama di bulan ramadhan dan seperti biasa selepas terapi saya mampir di masjid ini untuk menunaikan shalat Dzuhur dan kemudian istirahat sejenak sebelum kemudian melanjutkan jalan untuk pulang. Masjid ini memang nyaman dan sejuk. Suasana ini membuat betah para jamaah untuk berlama-lama di mesjid ini.

Masjid Ash Shohih dilihat dari Jln. Pahlawan
Mesjid ini bernama Mesjid Ash – Shohih, Dikutip dari citeureupedia.web.id Ash-Shohih adalah Nama Mesjid Tertua di Citeureup. Mesjid Ash-shohih sudah berdiri sejak tahun 1920 dengan megah. Menurut beberapa sumber Nama Ash-Shohih tak bisa dilepaskan dari peran Shohibul Wilayah Citeureup Yakni Pangeran Syarifudin Shoheh atau Pangeran Sake. Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan pelayanan kepada para jamaah Masjid Ash-shohih telah mengalami beberapa kali renovasi, saat ini kapasitas masjid dapat menampung jamaah sebanyak kurang lebih 2000 orang.

Letak masjid Ash Shohih tidak jauh dari Pasar Citeureup, tepatnya berada di jalan Pahlawan No.31, Karang Asem Barat., Kec. Citeureup, Bogor, Jawa Barat. Masjid ini tepat berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan Citeureup dengan Sentul. 

Jika kita masuk ke Mesjid ini, maka setelah melewati pintu gerbang bagian pertama yang akan di jumpai adalah area parkir. Area parkir masjid ini didominasi oleh kendaraan roda dua atau motor saja. Area parkirnya memang tidak begitu luas. Akses pintu masuk dan keluar menjadi satu, meskipun ada dua pintu gerbang, namun yang difungsikan hanya satu saja, yaitu pintu bagian sebelah kanan.

Lalu bagian kedua setelah melewati pintu gerbang kita akan masuk ke teras Masjid. Dinding bagian depan masjid ini lebih didominasi oleh dinding kaca termasuk pintunya juga terbuat dari kaca. Di bagian kanan teras masjid terdapat toilet dan tempat wudhu wanita. Namun saat saya terakhir ke sini hari minggu kemarin ternyata sudah ada perubahan. Tempat wudhu tersebut kini tidak lagi menjadi tempat wudhu wanita, melainkan diperuntukan bagi laki-laki. Sementara untuk wanita sepertinya ada tempat baru yaitu di sebelah kiri teras masjid ini.

Ruang utama mesjid
Setelah melewati teras, maka kita akan masuk ke bagian ke tiga yaitu ruangan masjid. Untuk masuk ke bagian ruang masjid ada dua pintu masuk, yaitu pintu sebelah kiri dan pintu sebelah kanan. Pintu sebelah kiri merupakan pintu utama. Jika kita masuk melalui pintu utama maka kita akan langsung masuk ke ruang utama masjid. Sementara jika masuk pintu sebelah kanan, maka kita akan mendapatkan tiga akses, yaitu akses ke tempat wudhu dan toilet untuk laki-laki yang letaknya dilantai dasar, akses ke ruang utama masjid, dan akses tempat sholat wanita. Namun pada kunjungan terakhir, untuk tempat sholat wanita kini sudah tidak ditemukan lagi pada bagian ruang ini. Ruangan sholat wanita kini sudah beralih ke lantai atas yang aksesnya melalui teras depan sebelah kiri. Dengan dialihkannya ruang sholat wanita, ruangan sebelah kanan ruang utama menjadi jauh lebih luas.

Setelah selesai sholat saya biasanya beristirahat di teras depan sebelah kanan tidak jauh dari bedug. Awal-awal ke sini anak saya senang betul melihat bedug ini yang ukurannya cukup besar. Ia sering memainkan bedug ini dengan tangan mungilnya. Sesekali tawanya terdengar sesaat setelah ia menepukkan tangannya pada bedug ini. 

 

Baca juga: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar